Kisah Ibrahim dan Ibunya

Dikisahkan oleh ahli sejarah,, bahawa musuh telah melanggar batas sebuah negeri Islam.. Lalu Abdul Wahid binZaid (Abu Ubaid),, seorang khatib di Basrah,, menghasung orang2 untuk berjihad.. Ia memaparkan berbagai kenikmatan di syurga,, dan juga menjelaskan sifat2 bidadari yang ada di dalamnya..

"Ia adalah cerahnya fajar yang tenang namun riang..
Diciptakan dari setiap sesuatu yang istimewa..
Apakah kau tahu,, sang peminang mendengarkannya..
Duhai kekasih,, tidaklah aku lebih suka kepada selainnya..
Jangan sekali-kali kamu menyerupai orang yang bersungguh-sungguh mengejeknya...
Perbaikilah (dirimu..) Duhai andai ditolak darinya.. Detika piala itu diterbangkan bergilir.. Lalu berakhir ketika hajatnya selesai.. Setelah lari tak terkendali.. Sesungguhnya yang melamar diriku adalah orang yang berusaha terus menerus.."
Syair tersebut mampu mendongkrak semangat kaum Muslimin untuk bersegera meraih syurga.. Diiringi tangis haru,, mereka menggadaikan diri di jalan Allah swt,, dengan harga yang murah.. Ada seorang wanita renta yang keluar dai kerumunan para wanita menemui Abu Ubaid.. Wanita itu bernama Ummu Ibrahim Al-Bashriyah..

Ia berkata,, "Wahai Abu Ubaid,, apakah engkau mengenal anakku Ibrahim? Ia telah dilamar oleh petinggi Basrah untuk dijodohkan dengan anak perempuannya,, tetapi telah saya tolak.. Namun sekarang,, demi Allah,, aku tertarik dengan bidadari yang kau sebut tadi.. Maka ulangilah sifat2 yang kau ucapkan di atas,, agar ia tertarik padanya..

Abu Ubaid kembali bertutur,,

"Jika rembulan telah sempurna di malam hari,, aku lihat ia memiliki keistimewaan yang jelas dari rembulan itu..
Senyumannya menyibak gigi yang indah,, laksana mutiara yang terpendam di kedalaman samudera..
Andai alas kaki yang dipakai menginjak kerikil,, nescaya akan tumbuh bungan daripadanya..
Kau bisa mengikat pinggangya,, yang laksana dahan raihan berdaun hijau lebat..
Kalau saja ludahnya yang manis itu jatuh ke langit,, nescaya air laut itu menjadi minuman yang baik bagi penduduk darat..
Allah menginginkan kematianku dalam kerinduan padanya,, dengan begadangnya mata untuk meraih kebaikan hidup sesudah mati"

Mendengar ucapan tersebut,, orang2 merasa tersentak.. Serentak mereka bertakbir,, "Allahuakbar...!!" Ummu Ibrahim beranjak bangun lalu berkata,, "Wahai Abu Ubaid,, demi Allah aku telah ridha dengan bidadari itu sebagai pendamping Ibrahim..  Apakah engkau mau menikahkan mereka sekarang juga,, dengan mengambil dariku sepuluh ribu dinar sebagai maharnya? Semoga Allah menjadikannya pahlawan yang mati syahid,, sehingga mampu memberi syafa'at bagiku dan bapaknya di hari kiamat.."

Abdul Wahid berkata,, "Baiklah,, aku bersedia.. Semoga kalian berdua mendapat keuntungan yang besar.." Sang ibu pun berteriak,, "Hai Ibrahim... hai Ibrahim...." Lalu kelibat seorang pemuda tampan keluar dari kerumunan manusia sambil berkata,, "Baiklah ibu...... baiklah ibu..".. "Wahai anakku,, apakah engkau rela dengan bidadari (yang disebutkan tadi) sebagai isterimu,, dengan jantungmu yang kau korbankan di jalan Allah sebagai maharnya?" tanya sang ibu.. "Baiklah ibu,, aku bersedia,, " jawab Ibrahim...

Wanita tua itu bergegas menuju rumahnya untuk mengambil wang sepuluh ribu dinar.. Kemudian uang itu ditaruk di kamar Abdul Walid.. Setelah itu ia mengadah ke langit sambil berdoa,, "Ya Allah,,,,  saksikanlah,,, bahawa aku menikahkan anakku dengan bidadari... Sebagai maharnya,, ia akan mengorbankan jantungnya dalam perang di jalan Mu... Maka terimalah ini wahai Dzat Yang Paling Mengasihi"

Lalu kepada Abu Ubaid ia berkata,, "Sepuluh ribu dinar ini adalah mahar bagi bidadari itu.. Berbekallah dengannya dalam berberang di jalan Allah.."

Wanita itu lalu pergi membeli kuda dan alat perang yang bagus serta bekal untuk perjalanan beberapa hari dan menitipkan pesan kepadanya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar.. Para Mujahidin yang lain pun sedang meyiapkan diri untuk berperang..

Ketika hendak berpisah dengan anaknya,,, wanita itu mengalungkan kafan dan memberikan minyak yang biasa ditaburkan ke tubuh mayat kepada anaknya.. Ia menatap anaknya,, seolah jantungnya menyembur keluar dari dada.. Ia berpesan,, "Kalau kamu bertemu dengan musuh,, pakailah kain kafan ini dan taburkan minyak ini ke tubuhmu.. Jangan sampai Allah melihatmu lalai di jalanNya..."

Ia mendakap tubuh anaknya,, memeluk dan menciumnya,, lalu berkata,,"Pergilah anakku.. Allah tak akan lagi mempertemukanku dengan mu kecuali kelak di hadapan Nya pada hari kiamat.."

Ibrahim pergi bersama pasukan.. Pandangan sang ibu mengikutinya samapai ia tak lagi terlihat.. Ketika pasukan telah sampai di negeri musuh dan masing2 pihak telah siapkan diri untuk bertempur,, Ibrahim maju ke barisan terdepan sekali.. Dimulailah peperangan.. Anak panah pun  berterbangan mengiringi para pahlawan yang sedang berlaga..

Sementa itu,, Ibrahim berhasil menyusup ke barisan musuh dan memporak porandakannya.. Ia berhasil membunuh lebih dari tiga puluh tertera musuh.. Ketika musuh menyedari serangan Ibrahim ini,, mereka segera mengepungnya.. Ada yang menombaknya.. memukul dan menyerangnya... Ibrahim tetap tegar melakukan serangan,, sampai akhirnya staminanya menurun.. Ia terjatuh dari kudanya dan segera dihabiskan lawan...

Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin yang berhasil memukul mundur musuh.. Mereka pulang kembali ke Basrah.. Sesampai nya di Basrah,, semua penduduk keluar menyambutnya.. Laki2,, anak2 dan serta saudara mara...

Ummu Ibrahim ada di kerumunan masa itu.. Matanya menatap tajam setiap pasukan.. Ketika melihat Abdul Walid,, ia menghampiri sambil bertanya,, "Wahai Abu Ubaid,, apakah Allah menerima hadiahku,, sehingga aku bahagia,, atau Ia mengembalikannya,, sehingga aku kecewa..?" Ia menjawab,, "Allah telah menerima hadiahmu.. Aku berdoa semoga sekarang anakmu bersama para syuhada yang dirahmati.."

Seketika itu ia berteriak,, "Segala puji bagi Allah yang mengabulkan keinginanku dan menerima ibadahku..!! " Ia berlari pulang ke rumah (yang kini ia tinggal sendirian setelah berpisah dengan anaknya) dengan sangat gembira.. Ia mencium kasur Ibrahim dan mendakap bajunya........ hingga tertidur...

Keesokan harinya,, Ummu Ibrahim bergegas menuju majlis Abu Ubaid..Sesampainya di sana,, ia berkata,, "Wahai Abu Ubaid,, bergembiralah.... bergembiralah.." Abu Ubaid bertanya,, "Engkau tak henti2 bergembira hai Ummu Ibrahim.... Apa yang terjadi?" Wanita itu pun berkata,, "Semalam aku melihat anakku telah berada dalam taman yang indah... Di atasnya ada kubah hijau... Ia berbaring di atas kasur yang terbuat dari mutiara... Di atas kepalanya ada mahkota yang berkilauan.. Ia berkata kepadaku,, "Wahai ibu,,, bergembiralah... Maharku telah diterima,, dan pengantin pun telah bersanding...."

Catat Ulasan

0 Ulasan